Kamis, 09 Februari 2017


📚 *Mutiara Hadits 460* 📚

Al-Cote


*DIANTARA AKHLAK MULIA ADALAH MENJAGA PERASAAN ORANG LAIN*

Amr bin Qais al-Mula'i rahimahullah berkata:

ﻛَﺎﻧُﻮﺍ ﻳَﻜْﺮَﻫُﻮﻥَ ﺃَﻥْ ﻳُﻌْﻄِﻲ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﺻَﺒِﻴَّﻪُ ﺷَﻴْﺌًﺎ فَيَخرُجُ بِهِ ﻓَﻴَﺮَﺍﻩُ ﺍﻟْﻤِﺴْﻜِﻴﻦُ ﻓَﻴَﺒْﻜِﻲ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻫْﻠِﻪِ، ﻭَﻳَﺮَﺍﻩُ ﺍﻟْﻴَﺘِﻴﻢُ ﻓَﻴَﺒْﻜِﻲ ﻋَﻠَﻰ ﺃَﻫْﻠِﻪِ.

"Mereka (para Shahabat) tidak suka seseorang memberi anaknya sesuatu lalu anaknya tersebut membawanya keluar, kemudian ada orang miskin yang melihatnya lalu dia menangis kepada keluarganya (karena menginginkan yang sama dengan apa yang dibawa oleh anak tersebut), atau ada anak yatim yang melihatnya lalu dia menangis kepada keluarganya."
(Kitab az-Zuhd, karya al-Imam Ahmad bin Hanbal)

Mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka, yaitu dengan membantu dan menolong mereka, bukan sekedar dekat dengan mereka. Apa yang ada pada kita, kita berikan kepada mereka karena kita akan diberikan kemudahan oleh Allah Ta’ala dalam setiap urusan, dihilangkan kesusahan pada hari Kiamat, dan memperoleh ganjaran yang besar.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ…

Barangsiapa menghilangkan satu kesusahan dunia dari seorang mukmin, Allah akan menghilangkan darinya satu kesusahan di hari Kiamat. Dan barangsiapa yang memudahkan kesulitan orang yang dililit hutang, Allah akan memudahkan atasnya di dunia dan akhirat…
Hadits shahîh. Diriwayatkan oleh Muslim (no. 2699), Ahmad (II/252, 325), Abu Dawud (no. 3643), at-Tirmidzi (no. 2646), Ibnu Majah (no. 225), dan Ibnu Hibban (no. 78 dalam al-Mawârid).

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

السَّاعِى عَلَى اْلأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِيْنِ كَالْمُجَاهِدِ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ –وَأَحْسِبُهُ قَالَ-: وَكَالْقَائِمِ لاَ يَفْتُرُ وَكَالصَّائِمِ لاَ يُفْطِرُ.

“Orang yang membiayai kehidupan para janda dan orang-orang miskin bagaikan orang yang berjihad fii sabiilillaah.” –Saya (perawi) kira beliau bersabda-, “Dan bagaikan orang yang shalat tanpa merasa bosan serta bagaikan orang yang berpuasa terus-menerus”.
Hadits shahîh. Diriwayatkan oleh al-Bukhari (no. 5353, 6006, 6007) dan Muslim (no. 2982), dari Sahabat Abu Hurairah. Lafazh ini milik Muslim.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu berkumpul bersama orang-orang miskin, sampai-sampai beliau berdo’a kepada Allah agar dihidupkan dengan tawadhu’, akan tetapi beliau mengucapkannya dengan kata “miskin”.

اَللَّهُمَّ أَحْيِنِيْ مِسْكِيْنًا وَأَمِتْنِيْ مِسْكِيْنًا وَاحْشُرْنِيْ فِيْ زُمْرَةِ الْمَسَاكِيْنِ.

Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, matikanlah aku dalam keadaan miskin, dan kumpulkanlah aku bersama rombongan orang-orang miskin.
Hadits hasan. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (no. 4126), ‘Abd bin Humaid dalam al-Muntakhab (no. 1000), dan selain keduanya. Lihat Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah (no. 308) dan Irwâ`ul Ghalîl (no. 861).

Ini adalah doa dari beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar Allah Ta’ala memberikan sifat tawadhu` dan rendah hati, serta agar tidak termasuk orang-orang yang sombong lagi zhalim maupun orang-orang kaya yang melampaui batas.
Wallahu a'lam
#AbuMiqdam/AkhlaqMulia#

Tauhid IT
Al-Cote

Ceritanya suatu hari secara gak sengaja saya diberi sebuah obat oleh teman. Obat cair seperti madu yang sudah diracik dengan berbagai bumbu-bumbu herbal. Saya telateni minumnya sesuai petunjuk dan alhamdulillah berbagai keluhan yang beberapa lama saya rasakan berangsur-angsur membaik. Stamina lebih fit dan tidak lagi banyak gangguan tidur.

Pada hari yang kesekian, ketika hendak menuang herbal tersebut, sejenak saya terdiam dan termenung. Teringat sebuah kisah Nabi Musa as. Alkisah nabi Musa mengeluh sakit perut, padahal saat itu keadaan sedang genting. Sang Kalimullah akhirnya mengeluh kepada Tuhan dan Tuhan memerintahkan agar Musa naik bukit memetik daun dari sebatang pohon tertentu untuk menyembuhkan sakit perutnya.

Musa naik, dan sebelum menyentuh daun itu, perutnya sudah sembuh. Musa kembali ke tempatnya semula. Setelah beberapa lama, mendadak Nabi Musa sakit perut lagi. Dia langsung naik ke bukit dan memakan daun tadi. Tetapi, meski sudah memakan sekian lembar daun, perutnya tak kunjung sembuh-sembuh jua.

Kemudian Nabi Musa protes kepada Tuhan, “Ya Allah aku sudah makan sekian daun, tapi perutku tidak sembuh juga! Tadi Engkau mengatakan kepadaku bahwa kalau hendak sembuh naiklah ke atas bukit, ambil dan makanlah daun-daun yang ada pada pohon di sana.”

Allah lalu mengatakan pada Nabi Musa, “Yang mengatakan daun boleh menyembuhkan sakit perut itu siapa? Tadi waktu sakit perut pertama kan kamu minta tolong sama Aku, jadinya sakit perutmu Aku sembuhkan. Tapi waktu sakit perut yang kedua, kamu kan tidak minta sama Aku. Kamu langsung saja naik bukit kerana kamu fikir daun boleh menyembuhkan sakit perutmu. Tidak seperti itu, Musa. Daun tidak boleh menyembuhkan sakit perutmu, yang menyembuhkan sakit perutmu itu Aku. Terserah Aku mahu menyembuhkan lewat daun, mahu menggunakan batu atau apa saja, itu terserah Aku. Jadi sembuhnya perutmu bukan karena daun, itu atas perkenanKu.”

Alhasil kisah ini mengingatkan saya tentang pentingnya Taalluq alias 'merasa selalu bergantung' atau bahasa IT nya 'stay connected'. Seperti yang saat ini sedang kita alami, yaitu ingin selalu punya koneksi.

Sekarang ini orang baru jelas merasakan bedanya punya kuota internet dengan tidak. Banyak orang yang tidak tahan jika dia tidak 'connected'. Mati-matian dia akan beli pulsa, pergi ke kantor yang berwifi, cari free wifi atau minta koneksi hotspot teman, ada juga yang berjihad mencari cara pakai ssh atau http injection demi untuk mendapatkan connection.

Begitu connection established, legalah hati ini rasanya. Jika connection error, RTO atau lambat karena link putus atau intervensi, mulailah jadi galau. Bawaanya jadi gak mood, mati gaya dan emosi. Connection good = hati jadi good. Connection good, tapi server yang dituju down, efeknya juga sama, mati gaya.

Ya, kira-kira begitulah kondisi para pencinta Tuhan. Dalam dunianya, mereka ingin selalu 'stay connected' kepada Sang Maha Server. Karena sang Maha Server secara aktif memberikan semua update info, valid broadcast no hoax, attachment, patch update terbaru, plugins dan segala data terbaru kepada mereka yang terkoneksi dengan benar.

Yang semakin kuat koneksinya maka tentu file yang bisa didownload makin banyak dan cepat. Yang lemot koneksinya otomatis cuma bisa menerima sedikit dan mungkin sering tertunda karena buffering. Yang tidak terkoneksi ya tidak menerima.

Yang kasihan itu mereka yang terkoneksi ke server yang salah. Akhirnya yang diterimanya kebanyakan adalah hoax, software2 yang mengandung malware, keygen yang mengandung virus dan sejenisnya, dimana hal-hal itu seolah-olah membantu mereka padahal sudah dihack oleh setan untuk menipu usernya. User yang kena malware kebanyakan tidak menyadari hingga suatu saat baru ketahuan resource mereka dimakan dan dimanfaatkan oleh setan secara haluusss.

Allahumma inni auzubika minal malware wal hoax wal virus wal patch yang palsu wa alihi wasohbihi ajmain.

Wallahu a'lam

Selasa, 24 Januari 2017

MUTIARA HADITS



*IBADAH INI BERSAMBUNG DI SURGA*

Allah Azza Wa Jalla berfirman, menceritakan kondisi penduduk surga,

وَهُدُوا إِلَى الطَّيِّبِ مِنَ الْقَوْلِ

mereka diberi petunjuk untuk mengucapkan ucapan-ucapan yang baik.. (al-Hajj: 24)

Ibnu Katsir menyebutkan keterangan beberapa ahli tafsir,
Bahwa penduduk diberi petunjuk untuk membaca al-Quran, kalimat laa ilaaha illallaah, dan dzikir lainnya yang disyariatkan. (Tafsir Ibnu Katsir, 5/408).
Karena itu, penduduk surga hanya mendengarkan kebaikan…

لا يَسْمَعُونَ فِيهَا لَغْوًا وَلا تَأْثِيمًا * إِلا قِيلا سَلامًا سَلامًا

Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, . akan tetapi mereka mendengar ucapan salam. (al-Waqi’ah: 25-26)

Di surga para penghuninya diberi ilham bertasbih dan bertahmid, seperti halnya mereka diberi ilham bernafas.
Ibnu Taimiyah menjelaskan, Dzikir disini bukanlah suatu amalan untuk mencari pahala seperti halnya di dunia, tapi dzikir tersebut merupakan nikmat yang dinikmati dan disenangi jiwa, seperti nikmatnya seseorang dapat bernafas di bumi.

Imam Qurthubi menjelaskan bahwa tasbih ini bukanlah amalan taklif dan suatu kewajiban yg harus dikerjakan oleh penghuni surga, Tasbih ini ditafsirkan oleh Jabir dalam Hadist berikut :
"Penghuni Surga makan dan minum, mereka tidak mengeluarkan ingus dan air besar dan air kecil, tapi makanan mereka itu (menjadi) Sendawa seperti bau minyak kesturi, mereka diberi ilham bertasbih seperti diberi ilham bernafas"
(HR Muslim, No.2835)

Sisi kesamaanya adalah manusia bernafas tanpa perlu bersusah payah, tetapi harus tetap bernafas agar bisa hidup, dan nafas penghuni surga di jadikan tasbih & tahmid, tiap hembusan nafas yg keluar dari paru2nya merupakan tasbih & tahmid. sebabnya adalah karena hati mereka bersinar terang oleh ma'rifatullah dan dipenuhi cintanya kepada Allah, dimana seseorang yang mencintai pasti sering menyebut2 yang ia cintai.

Itulah dzikir…

Satu-satunya ibadah yang bersambung sampai ke surga..

Dzikir dengan membaca al-Quran..

Dzikir dengan membaca tahlil, tasbih, tahmid atau dzikir lainnya…
Karena semua isi surga adalah kenikmatan, berarti dzikir adalah nikmat..
Sudah selayaknya kita membiasakan kenikmatan surga ini sebelum memasukinya.
Wallahu a'lam
#AbuMiqdam/AkhlaqMulia#

Selasa, 17 Januari 2017

MENARI DALAM DIAM


( Al-Cote )

Diammu pada waktu kejayaan adalah kemantapan.
Diam disaat waktu marah adalah kekuatan.
Diammu disaat waktu amal, adalah sebuah permulaan.
Diammu disaat engkau dilecehkan menujukkan tingginya derajatmu.
Diam di saat engkau menerima nasehat adalah sebuah pekerti luhur.
Dan diammu disaat engkau gelisah adalah sebuah kesabaran dan penantian pahala.